Fitur Penting Kamera Smartphone



ISO
Banyak pengguna awam yang sama sekali tidak pernah mengatur ISO secara manual, sehingga ISO masih dalam pengaturan auto. Sederhananya bahwa ISO itu adalah pengaturan untuk meningkatkan kecerahan gambar. Semakin tinggi nilai ISO, semakin terang gambar Anda. Tapi karena ISO dalam keadaan "auto", sehingga nilainya ditentukan oleh program. Padahal Anda bisa menentukan sendiri berapa nilai ISO yang ideal sesuai kebutuhan Anda. Hanya saja perlu diingat bahwa ISO tinggi dapat menimbulkan noise (bintik-bintik) pada gambar.
Adapun nilai ISO aman yang sering direkomendasikan yaitu max ISO 800.
White Balance (WB)

Pengaturan White Balance ditandai dengan simbol singkatan WB. Sedangkan beberapa smartphone menggunakan nama Auto White Balance (AWB). Fungsi dari pengaturan ini untuk mengimbangi temperatur cahaya di tempat Anda menembak agar gambar memiliki temperatur yang normal yaitu putih. Oleh karenanya dinamakan sebagai "Keseimbangan Putih".
Masing-masing White Balance telah disiapkan untuk menghadapi kondisi temperatur tertentu, seperti siang hari (daylight), saat mendung (cloudy), di bawah cahaya bolamp warna kuning (inscandescent) atau neon warna putih (fluorescent). Intinya Anda hanya perlu menggunakan jenis White Balance yang sesuai dengan situasi Anda mengambil gambar, agar gambar menghasilkan temperatur yang cocok, tidak terlalu kuning atau kelebihan warna biru.
Grid Line

Grid line yaitu garis pandu untuk komposisi Rule of Thirds, umumnya terdiri dari 3 garis vertikal dan 3 garis horizontal, sehingga seluruhnya ia menghasilkan 9 kotak dalam layar kamera smartphone Anda.
Kegunaan garis ini untuk mengatur keseimbangan adegan yang akan Anda tangkap. Sekalipun Anda tidak paham soal fotografi, paling tidak Anda belajar untuk bagaimana menghasilkan gambar yang rapi, tidak miring sana-sini. Nah, gunakan garis ini untuk membantu Anda melakukan itu. Kemudian, seperti yang saya katakan di atas bahwa gird line digunakan untuk menyusun komposisi Rule of Thirds dan membantu Anda menempat subjek agar lebih proporsional atau enak dipandang.
Memahami Metering

Kelebihan kamera pada smartphone sekarang ini telah dilengkapi mekanisme metering yang mengikuti metering pada DSLR, dengan menggunakan konsep kerja Gray 18%. Anda mungkin tidak harus mendalami ini sekarang dan saya akan menjelaskan bagian pentingnya saja. Coba arahkan kamera smartphone Anda pada objek gelap kemudian pindahkan ke objek cerah, Anda akan melihat perbedaan kecerahan gambar dari kedua objek tersebut. Hal ini disebabkan oleh mekanisme metering yang mengambil Gray 18% sebagai tolak ukur untuk kecerahan normal. Anda tidak harus mencari tahu bagaimana cara kerjanya. Akan tetapi yang harus selalu Anda ingat bahwa kamera smartphone Anda akan menghasilkan pencahayaan yang berbeda pada objek gelap maupun terang. 
Titik Fokus

Umumnya pada layar kamera smartphone terdapat sebuah kotak kecil yang bisa dipindahkan posisinya dengan sentuhan jari. Kotak kecil itulah yang berfungsi sebagai titik fokus pada kamera smartphone. Jika kotak berwarna hijau artinya subjek telah terkunci / telah fokus. Jika berwarna merah artinya gagal fokus dan Anda hanya perlu menekan kembali layar smartphone hingga kotak berwarna hijau.
Fokus Manual

Pada beberapa kamera smartphone saat ini menyediakan pengaturan fokus manual yang cara pengoperasiaan mengikuti gaya lensa DSLR, hanya saja ini dikemas dalam bentuk digital.
Cara kerjanya Anda hanya perlu menyentuh tuas fokus di layar lalu menggeser ke atas-bawah atau kiri-kanan sampai subjek benar-benar fokus. Ini seperti ketika kita memutar ring fokus lensa DSLR untuk mengatur fokus, sehingga keuntungannya dapat melatih Anda belajar mengunci fokus secara manual dan mengenal bagaimana cara kerja fokus pada lensa kamera DSLR. Sebenarnya ini mekanisme fokus terbaru selain mekanisme fokus sentuh yang saya bicarakan di atas. Bahkan ada kamera smartphone yang menggunakan dua pilihan mekanisme fokus sekaligus. 
Exposure Value (EV)

Pengaturan yang satu ini juga hampir ada pada semua kamera smartphone. Jika smartphone Anda menggunakan bahasa Indonesia, maka pengaturan ini umumnya memiliki nama "Nilai Pembukaan" atau "Nilai Paparan". Fungsi dari EV ini mirip seperti ISO yaitu cara praktis untuk mengatur kecerahan gambar. Anda yang pemula akan bingung jika saya jelaskan panjang lebar. Jadi saya menyederhanakan penjelasan ini. Lihat perbandingan gambar di bawah ini yang merupakan hasil dari nilai EV yang berbeda-beda:
Umumnya pada kamera smartphone tidak menyediakan kontrol manual atas eksposur, kecuali ISO. Sementara eksposur itu sendiri dibentuk oleh tiga elemen yaitu shutter speed, aperture dan ISO. Nah, mekanisme shutter speed dan aperture ini tetap ada, hanya saja dikendalikan oleh program. Tapi dengan merubah pengaturan EV maka sama saja kita telah mengubah nilai shutter dan aperture (jika tersedia). Tapi belakangan ini banyak smartphone yang sudah menyedikan pengaturan shutter speed. Begitupula dengan aperture.
Shutter Speed

Inovasi yang paling signifikan terhadap kamera smartphone saat ini yaitu tersedianya kontrol manual kecepatan rana atau shutter speed. Bahkan beberapa smartphone menyediakan pengaturan rana lambat hinga 30sec. Nilai ini sangat cukup untuk digunakan memotret Milky Way. Kecepatan rana ini memiliki peran dalan proses pengambilan cahaya. Semakin lambat rana bekerja semakin banyak cahaya yang akan diterima oleh kamera, begitupula sebaliknya. Jadi kalau Anda ingin kamera smartphone Anda menangkap lebih banyak cahaya tanpa tergantung dengan ISO, maka solusinya bisa dengan menurunkan kecepatan rana seperlunya. Hanya saja cepat dan lambatnya rana bekerja memiliki dampak terhadap gerakan subjek. Rana yang sangat cepat mampuh membekukan gerakan subjek, sedangkan rana yang lambat akan mengakibatkan gerakan subjek menjadi berbayang (motion blur). 
Aperture / Diafragma / Pembukaan

Lantas apa fungsi dari aperture ini? Lubang aperture yang besar akan memungkinkan kamera menerima lebih banyak cahaya dan juga menambah intesitas blur. Begitupula sebaliknya, lubang yang kecil hanya menerima sedikit cahaya. Nah, jika kita mengkombinasikan shutter speed lambat dengan bukaan aperture yang besar maka kita akan memperoleh cahaya dalam jumlah yang besar pula, tanpa harus menggunakan ISO tinggi yang dapat menyebabkan noise. Sekarang Anda mengerti apa manfaat dari semua pengaturan ini?
Stabilizer

Teknologi stabilizer pada smartphone ini bermacam-macam, ada yang menggunakan mekanisme digital, ada yang berbasis optik dan ada yang berbasis sensor. Sementara berbasis optik atau sensor lebih baik daripada yang menggunakan mekanisme digital. Jadi, kalau kamera smartphone Anda memiliki fitur stabilizer ini maka sebaiknya diaktifkan selalu agar smartphone Anda menghasilkan gambar yang stabil dan tidak berbayang.
Anti Red-Eye


Ketika Anda mengaktifkan flash untuk memotret wajah seseorang, mungkin Anda akan mendapati mata subjek menjadi merah. Itulah yang disebut "red-eye". Sudah bisa ditebak bahwa fungsi dari anti red-eye ini untuk mereduksi masalah mata merah akibat tembakan langsung flash ke mata subjek. Teknologi ini hanya bersifat mereduksi bukan benar-benar menghilangkan. Karena red-eye ini disebabkan refleksi cahaya di area mata. Sehingga pada situasi tertentu red-eye mungkin akan tetap ada sekalipun Anda mengaktifkan fitur ini. Tapi direkomendasikan Anda selalu mengaktifkan fitur anti red-eye.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL FUNGSI IMAGE STABILIZER

Memahami Low-key Portrait

Waktu Yang Tepat Menggunakan Lampu Flash Saat Memotret